Sunday, September 23, 2007

aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Puisi indah dari Sapardi ini takkan pernah hilang ditelan jaman
Gue masih inget, ketika adek gue mau nikah. Gue mengusulkan *read: memaksa* buat menjadikan puisi ini bagian dari kalimat kalimat indah yang ada di undangan pernikahan.

Hari ini gue membaca lirih puisi ini sambil mendengarkan alunan musik lembut dari dua ibu yang lirik lagunya menggunakan puisi ini. Perpaduan yang begitu sempurna. Setiap kata yang membentuk kalimatnya membuat getar getaran yang indah. Membuat gue selalu ingin mengucapkan puisi ini dan merasakan getaran itu lagi.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

*hari ini kenyataan itu datang, tak ada tempat untuk berlari, yang ada adalah kekuatan hati untuk menerima semua dengan tawakal, tapi benarkah ini yang kau mau?, benarkah tak ada rasa itu?*

No comments: